Minggu, 24 April 2011

Majas Perbandingan

duh, bener-bener dah gw ini. jarang posting di sini.

Oke, pertama-tama, apa sih majas itu?

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Ada banyak majas dalam Bahasa Indonesia. semuanya itu dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Majas Perbandingan
2. Majas Sindiran
3. Majas Pertentangan
4. Majas Penegasan

Gw akan mulai menjelaskan majas-majas yang termasuk dalam majas perbandingan dahulu. yang lainnya di postingan selanjutnya. Kalo langsung semuanya kepanjangan soalnya gan.

Tropen
Tropen adalah majas yang menggunakan kata yang dimaknakan sejajar dengan pengertian yang dimaksudkan.
Contoh :
Bapak Presiden terbang ke Denpasar tadi pagi. (terbang di sini diartikan sama dengan pergi)

Simbolik
Simbolik adalah majas yang membandingkan sesuatu dengan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang dan simbol tersebut sudah diketahui artinya secara umum.
Contoh :
Hati-hatilah, dia itu buaya darat.

Antonomasia
Antonomasia adalah majas yang menggunakan kata tertentu untuk mengganti nama seseorang. Kata tersebut diambil dari ciri-ciri yang menonjol dari orang itu.
Contoh :
Maaf, tapi Yang Mulia tidak dapat menghadiri acara tersebut. (kata Yang Mulia menggatikan nama sang raja)

Eufemisme
Eufemisme adalah majas yang menggunakan ungkapan yang diperhalus agar tidak menyinggung perasaan orang yang dimaksud.
Contoh :
Erik adalah seorang anak tuna netra. (kata tuna netra lebih halus dibanding kata  buta)

Litotes
Litotes adalah majas yang merendah-rendahkan derajat sesuatu hal dari keadaan sebenarnya.
Contoh :
Sudilah Bapak mampir ke pondok saya. (padahal rumahnya bagus-bagus saja)

Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang berkebalikan dengan majas litotes. Alih-alih merendahkan, majas hiperbola justru melebih-lebihkan sesuatu hal dari keadaan sebenarnya. (bahasa gaulnya : LEBAY)
Contoh :
Suara tabrakan kedua mobil itu terdengar hingga langit ketujuh. (memang sekeras apa suara tabrakannya?)

Perifrasis
Perifrasis adalah majas yang menggunakan kata yang berlebihan, tetapi sebenarnya kata-kata tersebut bisa disingkat menjadi satu kata saja.
Contoh :
Ia telah beristirahat dalam damai. (kata-kata tersebut bisa disingkat menjadi meninggal)

Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat manusia.
Contoh :
Angin malam membelai wajahnya yang ayu. (apa bisa angin membelai sesuatu?)

Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan hal tersebut atau sebaliknya. Ada dua macam majas sinekdoke, yaitu :
1. Pars pro toto, adalah sinekdoke yang menyebutkan sebagian hal untuk menyatakan keseluruhan hal tersebut.
Contoh :
Setiap orang dikenakan sumbangan Rp5000,00. (kata setiap orang berarti satu per satu orang [bukan semua orang], tapi di kalimat ini kata setiap orang seolah-olah menggambarkan semua orang)

2. Totem pro parte, adalah sinekdoke yang menyebutkan keseluruhan hal untuk menyatakan sebagian dari hal tersebut.
Contoh :
Indonesia mengalahkan Cina dengan kedudukan 15-3 dalam pertandingan bulutangkis semalam. (kata Indonesia dan Cina sejatinya mengungkapkan semua warga negara Indonesia dan Cina [bukan hanya atlit bulutangkis Indonesia dan Cina]. tetapi, dalam kalimat ini makna kata Indonesia dan Cina menjadi atlit bulutangkis Indonesia dan Cina)

Metonimia
Metonimia adalah majas yang menamakan sesuatu hal dengan nama pabrik, merek dagang, nama penemu, nama jenis, dan lain-lain.
Contoh :
Kami berlibur ke Bali naik Garuda Indonesia. (Garuda Indonesia adalah merek pesawat terbang, jadi maksudnya  mereka berlibur ke Bali naik pesawat terbang)

Alegori
Alegori adalah majas yang membandingkan manusia dengan gejala alam.
Contoh :
Hidup ini lautan. Kadang badai topan melanda tanpa berita. (Hidup manusia sangat luas dan dalam. Kadang cobaan dan tantangan datang tiba-tiba.)

Metafora
Metafora adalam majas yang membandingkan dua hal secara langsung maupun tidak langsung dengan singkat dan tanpa mempergunakan kata pembanding seperti bak, bagai, bagaikan, laksana, dan seterusnya.
Contoh :
Gelombang demonstrasi melanda Jakarta.


Simile
Simile adalah majas perbandingan eksplisit, yaitu langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Karena itu, majas simile selalu menggunakan kata pembanding seperti bak, bagai, bagaikan, laksana, dan seterusnya.
Contoh :
Mukanya memerah bak tomat yang matang.


udah, segitu dulu postingannya! beh, capek ngetiknya. semoga bermanfaat buat agan-agan semua dan sampai ketemu di postingan berikutnya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar